Selasa, 20 November 2012


Masjid Baiturrahman: Tegak Berdiri Walau Didera Tsunami Dahsyat

Masjid Baiturrahman: Tegak Berdiri Walau Didera Tsunami Dahsyat
Neomisteri – Pada pukul 7.58 WIB tanggal 26 Desember 2004, gempa dahsyat terjadi di kedalaman laut Samudra Hindia. Gempa berkekuatan 9,3 skala ritcher ini tak pelak menciptakan gelombang tsunami besar yang menghancurkan daratan yang berada di sekitar pusat gempa.
Sedikitnya, delapan wilayah daratan menjadi korban keganasan gelombang tsunami dan menyebabkan jatuhnya 230 ribu korban jiwa di Aceh, Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Srilanka hingga Pantai Timur Afrika.
Namun dari sekian wilayah yang diterpa, Aceh menjadi lokasi yang paling parah mengalami kerusakan. Pasalnya, provinsi yang terletak di ujung barat wilayah Indonesia itu berada paling dekat dengan pusat gempa dan hanya berjarak sekitar 160 km.
Kota Banda Aceh menjadi salah satu kota di Aceh yang tingkat kerusakannya paling tinggi. karena lokasinya yang berada tidak jauh dari tepi pantai. Banda Aceh bagai rata dengan tanah usai diterpa gelombang tsunami yang disinyalir mencapai ketinggian lebih dari 9 meter.
Namun keajaiban terjadi. Di tengah reruntuhan puing-puing bangunan yang rata dihantam tsunami, sebuah masjid masih dengan tegak berdiri. Hantaman tsunami hanya merusak interior dan bangunan luar masjid tersebut.
Masjid itu diketahui bernama Masjid Agung Baiturraham dan sejak lama menjadi kebanggaan masyarakat Aceh. Saat diterpa tsunami, Masjid yang terletak di pusat kota Banda Aceh itu telah berusia seratus tahun lebih atau tepatnya 123 tahun.
Pembangunan masjid dimulai pada tahun 1879 dan selesai pada 1881. Masjid ini dirancang oleh seorang arsitek asal Italia dan dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai tanda rekonsiliasi setelah aksi mereka melakukan penghancuran sebuah masjid tua selama perang Aceh.
Setelah enam tahun berlalu dari tsunami dahsyat dan melalui berbagai perbaikan dan renovasi, Masjid Raya Baiturraham kini masih kokoh berdiri dan menjadi pusat peribadatan kaum muslimin di Banda Aceh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar