RUNTUHNYA ORDE BARU DAN LAHIRNYA REFORMASI
FASE MENUJU REFORMASI
Terjadinya
krisis ekonomi mengakibatkan pendapatan negara menurun dan daya beli
masyarakat juga menurun. Hal ini pernah terjadi di Indonesia sebanyak 5
kali.
Pertama,
krisis ekonomi pada tahun 1965 dengan tingkat inflasi mencapai 500%.
Pemerintah Orde Baru berhasil mengatasinya dengan melakukan stabilisasi
dan rehabilitasi ekonomi pada tahun 1966-1969.
Kedua,
krisis ekonomi pada tahun 1974 akibat melambungnya harga minyak di
pasaran dunia. Namun, karena salah urus keuntungan justru meningkatkan
laju inflasi hingga 41%.
Ketiga,
krisis ekonomi pada tahun 1980-1982 karena jatuhnya harga minyak.
Padahal pemerintah Orde Baru terlanjur menjadikan minyak sebagai barang
dagang yang paling diandalkan. Untuk mengatasinya, pemerintah Orde Baru
mulai meningkatkan ekspor nonmigas. Namun, sektor ini juga mengalami
penurunan.
Keempat,
krisis ekonomi pada tahun 1984 yang berawal dari deregulasi perbankan.
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru sejak tahun
1966 telah meningkatkan jumlah perbankan sebagai lembaga pemberi
pinjaman kepada sektor swasta. Namun pengaturannya masih memiliki
kelemahan sehingga terjadi penyimpangan pemberian kredit.
Kelima,
krisis ekonomi pada tahun 1997 yang berawal dari krisis moneter di
kawasan Asia. Nilai tukar rupiah menurun drastis. Penurunan nilai tukar
rupiah ini mengganggu pengembangan pasar modal, kegiatan sektor industri
dan perbankan.
Krisis
ekonomi tersebut mengakibatkan biaya naik, sehingga perusahaan tidak
dapat memproduksi barang dan mengalami kebangkrutan. Banyak pegawai yang
di PHK sehingga menimbulkan banyak pengangguran serta daya beli
masyarakat menurun.
Perusahaan-perusahaan
yang berusaha untuk membangkitkan kembali usahanya, mengambil inisiatif
untuk meminjam uang dari bank sebagai modal. Karena mereka tidak dapat
memproduksi barang maka mereka tidak dapat membayar utang-utangnya.
Dampak dari kejadian tersebut banyak bank yang dibubarkan karena
kehilangan modal minimum yang harus dimiliki sebuah bank.
Perusahaan
perbankan berutang kepada KLBI, namun langkah itu tidak bisa
menyelamatkan bisnis perbankan. Karena banyaknya pinjaman tersebut
perusahaan tidak bisa mengembalikan meskipun telah menjual seluruh
asetnya. Akibatnya, kekurangan tersebut ditanggung oleh pemerintah Orde
Baru karena pihak swasta tidak bisa melunasi utangnya yang mencapai
73,962 milyar dolar AS melebihi utang pemerintah Orde Baru yang hanya
63.462 milyar dolar AS. Keuangan negara terkuras habis untuk mengatasi
krisis moneter yang sudah berkembang menjadi krisis ekonomi. Keadaan
diperparah dengan tindakan memborong dolar AS sehingga menghabiskan
persediaan dolar AS yang dimiliki pemerintah Orde Baru.
Pada
tanggal 15 januari 1998 pemerintah Orde Baru mencapai kesepkaatan
dengan IMF yang bersedia memberikan pinjaman keuangan. Namun, pinjaman
tersebu tidak bisa merubah keadaan. Hal ini mengakibatkan krisis hukum
dan politik dan akhirnya menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat
terhadap kemampuan pemerintah Orde Baru dalam menjalankan pemerintahan.
LATAR BELAKANG GERAKAN REFORMASI
Gerakan
reformasi adalah sebuah gerakan yang menuntut perubahan mendasar untuk
memperbaiki keadaan. Ada 6 agenda perubahan mendasar untuk memperbaiki
keadaan dan mahasiswa yang menjadi aktivis dalam gerakan reformasi ini.
Penggantian presiden Soeharto.
Melakukan amandemen UUD 45.
Menghapus dwifungsi ABRI (tugas di bidang politik dan ekonomi)
Memberikan otonomi daerah yang seluas-luasnya.
Penegakan supremasi hukum( hukum tidak di bawah kontrol pemerintah )
Membentuk pemerintahan yang bersih dari KKN.
Mahasiswa
menjadi motor dalam gerakan reformasi. Mereka merupakan golongan yang
paling lantang menyuarakan agenda reformasi. Sehingga kampus menjadi
tempat pertama bagi pertumbuhan gagasan reformasi. Mereka kecewa dengan
keputusan MPR yang tidak memenuhi tuntutannya untuk tidak memilih
Soeharto sebagai presiden RI. Gerakan mahasiswa ini menimbulkan banyak
kerusuhan.
Pada tanggal 12 Mei 1998 di Jakarta, 4 mahasiswa Universitas Tri Sakti meninggal dunia ditembak aparat keamanan.
Selama
2 hari pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998 kerusuhan di ibukota
berlangsung. Rakyat yang sedang mengalami kesulitan melakukan aksi
penjarahan ke pusat-pusat perbelanjaan yang mengakibatkan kerugian yang
sangat besar yang dialami pelaku bisnis.
Pada tanggal yang sama, karusuhan ini mengakibatkan terhentinya kegiatan pemerintahan.
MASA REFORMASI
Setelah
berhasil menumbangkan Orde Baru melalui gerakan reformasi dimulailah
perbaikan-perbaikan di berbagai bidang. B.J Habibie diangkat menjadi
presiden menggantikan Soeharto. Pada masa ini pula dilakukan sidang
istimewa MPR untuk membahas situasi negara Indonesia. Dalam sidang
tersebut dihasilkan 6 ketetapan untuk mendukung agenda reformasi.
Dalam pemerintahan Habiibi ada beberapa kebijakan yang telah diambil diantaranya :
Melakukan kerjasama dengan dana moneter internasional.
Melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi.
Tahanan politik dibebaskan Muncul tahanan baru karena di anggap telah menghina pemerintah.
Sejumlah perwira yang dulu dihukum dan dipecat akibat penculikan kini kembali ke jabatannya.
Keputusannya mengijinkan Timor-Timor melepaskan diri dari wilayah Indonesia, Oktober 1999.
Setelah
pemerintahan B.J. Habibie maka diteruskan pemerintahan Abdurahman Wahid
yang meneruskan kepemimpinan nasional untuk menjalankan agenda
reformasi. Abdurahman Wahid terpilih menjadi presiden dalam pemilu tahun
1999. Kabinet pemerintahannya dinamakan Kabinet Persatuan Nasional,
karena berusaha mempersatukan berbagai elemen dalam kelompok yang ada di
Indonesia setelah terpecah belah karena krisis ekonomi. Abdurahman
Wahid tidak sempat menyelesaikan kepemimpinannya, karena dua tahun
kemudian digantikan oleh Megawati Soekarnoputri
Megawati
Soekarnoputri naik menjadi presiden menggantikan Abdurahman Wahid yang
dicabut mandatnya pada Sidang Istimewa MPR bulan Juli tahun 2001.
Megawati membentuk kabinet Gotong Royong untuk melanjutkan program kerja
yang telah dicanangkan Aburahman Wahid.
Diantara
reformasi politik yang terpenting pada masa pemerintahan Megawati
adalah tercapainya kesepakatan untuk mengubah tata cara pemilihan
presiden dan wakil presiden yang semula menggunakan sistem perwakilan
menjadi pemilihan langsung.
Sejak
tahun 1945, calon presiden dan wakil presiden dipilih melalui sistem
perwakilan dan biasanya hanya menghadirkan calon tunggal sehingga tidak
ada persaingan.
B.J HABIBIE
K.H ABDUL RAHMAN WAHID
MEGAWATI
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar