Selasa, 16 Oktober 2012

VCD PORNO MADE IN INDONESIA BUKAN BARANG BARU

Belum lama ini merebak heboh ditemukannya VCD porno dengan pelaku mahasiswa yang kuliah di Bandung. VCD yang semula direkam dengan handycam untuk koleksi pribadi ini, berbedar di mana-mana.

Ternyata produk made in Indonesia ini bukanlah barang baru. Tahun 1995 telah diketahui secara luas beredar VCD porno di pasaran bebas dengan pelaku warga Indonesia. Pelaku dalam VCD porno itu bukan berprofesi sebagai mahasiswa tapi kebanyakan di antara mereka itu adalah pekerja seks komersial (PSK). Tidak lama kemudian ditemukan lagi adalah VCD porno dengan pelaku PSK yang masih di bawah umur.

Selain itu, ditemukan VCD porno yang pelakunya disinyalir sebagai figur publik seperti artis dan sebagainya. Kasus ini sulit diungkapkan karena kuatnya jaringan para pelaku. Tetapi, kasus VCD porno dengan melibatkan PSK di bawah umur, beberapa di antaranya dapat diungkapkan oleh petugas penyidik dengan menyita barang bukti puluhan keping VCD.

Dalam mengusut kasus ini, ungkap Pembaruan, ternyata petugas penyidik tidak dapat membongkar jaringannya lebih jauh, siapa penyandang dananya. Penyidik hanya dapat mengetahui saksi korban yang dipakai untuk pembuatan VCD porno ini. Sedangkan pelaku pengganda VCD porno tersebut sulit terlacak, walaupun barang buktinya di pasaran bebas dapat ditemukan.

Sulitnya petugas penyidik menangkap pengganda VCD porno di tanah air mengakibatkan kasus penggandaan barang terlarang ini semakin bertambah banyak. Dan, hal ini didukung dengan besarnya minat masyarakat untuk mendapatkan VCD porno karena harga jualnya relatif murah walaupun gambarnya tidak beraturan.

Penyitaan satu juta keping VCD porno oleh petugas Polres Jakarta Utara belum lama ini menjadi bukti nyata betapa banyaknya perusahaan pengganda VCD porno sekarang ini. Tapi yang menjadi persoalan, perusahaan pengganda VCD porno tersebut sulit terlacak karena jaringan penjualan barang terlarang ini begitu rapinya.

Para pengganda ini seolah-olah berprinsip, hasil VCD porno yang mereka produksi bisa disita oleh petugas penyidik tapi jaringan mereka sebagai pembuat jangan sampai terlacak. Dan, ini terbukti dalam kasus penyitaan VCD porno di Polres Jakarta Utara. Pabrik pengganda VCD porno tersebut belum terlacak walaupun ada sinyalemen bahwa pabrik tersebut berada di luar Jakarta.

Menanggapi maraknya peredaran VCD porno dengan pelaku warga Indonesia dan berprofesi mahasiswa, kriminolog Universitas Indonesia, Dr Adrianus Meliala, menyebutkan, fenomena sosial ini tidak perlu ditanggapi dengan emosional, apalagi mengutuk saksi korban yang berprofesi sebagai mahasiswa.

Tentang mencuatnya penjualan VCD porno yang pelakunya made in Indonesia, hal itu merupakan hukum pasar. Sekarang ini, penggemar VCD porno sudah bosan dengan pelaku orang asing. Mereka tak tertarik lagi dengan model-model orang asing tapi pada model orang Indonesia sendiri. Untuk itulah, VCD porno yang pelakunya orang Indonesia sangat diminati, apalagi muncul dengan pelaku yang berstatus mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar