A. Peninggalan Sejarah
1. Bentuk peninggalan sejarah
Sejarah adalah pengetahuan tentang semua kejadian dan perbuatan manusia pada masa lampau. Semua benda dan tradisi yang ditinggalkan oleh manusia pada masa lampau itu disebut sebagi peninggalan sejarah. Bentuknya adalah sebagai berikut:
a. Lisan
Yaitu semua cerita lisan atau perkataan dari pelaku atau saksi peristiwa sejarah,bentuk lisan ini antara lain berupa legenda, mitos, sage, fabel, dan cerita rakyat lainnya.
b. Tulisan
Yaitu segala macam keterangan tertulis mengenai satu peristiwa sejarah. Bentuk tulisan ini antara lain berupa prasasti, kitab, dan dokumen tertulis lainnya.
c. Benda
Yaitu benda-benda peninggalan masa lalu. Peninggalan sejarah yang berbentuk benda ini berupa bangunan peralatan kerja, bangunan, monumen dan bentuk benda lainnya.
2. Peninggalan Zaman Prasejarah
Manusia dari zaman prasejarah adalah manusia yang hidup pada peradaban yang belum mengenal tulisan. Peninggalan mereka berupa:
Disebut zaman sejarah karena manusianya sudah mengenal tulisan yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam sejarah. Peninggalan manusia zaman itu berupa:
a. Asal Usul Nama Kota Jakarta
Pada tahun 1527 Sultan Fatahillah memimpin armada Kerajaan Demak menyerang Portugis yang menduduki Sunda Kelapa. Pada tanggal 22 juni 1527 Portugis berhasil dikalahkan, pada masa kekuasaan Demak itu nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang berarti kota kemenangan atau kejayaan.
Selanjutnya pada masa penjajahan Belanda nam Jayakarta berupa menjadi Batavia. Namun sejak Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945 nama Jayakarta atau Jakarta kembali digunakan sebagi pusat pemerintahan.
Sampai saat ini nama Jakarta tetap digunakan setiap tanggal 22 Juni warganya merayakan hari jadinya, yaitu saat Demak mengalahkan portugis dan nama Sunda Kelapa diganti dengan nama Jayakarta.
b. Asal Usul Nama Kota Bandung
K ota Bandung terletak disuatu dataran rendah yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Kota itu dilewati oleh Sungai Citaru. Akibat Lava dan Gunung Tangkuban Perahu, sungai itu terbendung dan terbentuklah suatu bendungan , dalm bahasa setempat kata bendung banyak terucap menjadi Bandung.
Selanjutnya tempat itu menjadi telaga yang memerlukan perahu unutk menyebrang, Perahu itu dinamai Perahu Bandung karena memiliki ciri kusus yaitu dua perahu kecil yang diikat menjadi satu agar dapat memuat penumpang lebih banyak.
Tempat itu menjadi semakin ramai karena keindahannya. Bupati Priangan kalah itu Wiranatkusummah II, tertarik dengan tempat tersebut dan ingin menggunakannya sebagai ibukota kabupaten. Ibukota lama yang terletak di Krapyak (kini Dayeuh Kolot) dipandang terlalu keselatan dan sering dilanda banjir. Sejak itu Bandung ditetapkan sebagai Ibukota Priangan. Hari jadinya diperingati setiap tanggal 25 September.
c. Asal Usul Nama Kota Yogyakarta
Politikm Devide Et Impera Belanda membuat Mataram harus menanda tangani perjanjian Gianti. Isinya, Mataram dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Barat yang diserahkan kepada Pangeran Ario Mangkubumi dan bagian timur diserahkan Paku Buwono III.
Pangeran Mangkubumi kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Oleh para punggawa Istana, ia dipandang sebagai jelmaan Dewa Wisnu dalam sikap Ksatria Sri Rama. Dalam Epos Ramayana, Sri Rama adalah Raja Kerajaan Ayodya. Karena itu pantaslah kalau Kerajaan disebut Ayodya atau Yodya. Harapannya agar kerajaan Yodya aman, tentram, damai. Nama Ayodya ditambah dengan”Karta” yang artinya makmur. Pada nam itu ditambahkan pula kata “Hadiningrat” sehingga dalam pengucapan jawa menjadi Ngayogyakarta Hadiningrat. Selanjutnya nama tersebut menjadi“Yogyakarta”.
d. Asal Usul Nama Kota Surabaya
Nama Surabaya dikaitkan dengan sebuah cerita rakyat di daerah itu. pada zaman dahulu sering terjadi perkelahian hebat antara ikan hiu yang bernama sura dan seekor Buaya yang dalam bahasa jawa disebut Baya.
Keduanya selalu berebut mangsa. Ketika keduanya merasa bosan dengan perkelahian yang terus menerus terjadi sementara perut mreka tetap lapar, mereka membuat kesepakatan bersama. Sura mencari makanan didaerah yang berair dan baya didaerah daratan. Pantai mereka gunakan sebagai pembatas. Setelah kesepakatan itu kedua binatang yang sama-sama buas dan kasar itu dapat hidup saling menghormati dan keduanya damai dan tentram.
Masyarakat pada zaman itu sangat terkesan dengan apa yang dilakukan kedua binatang itu sehingga menamai tempat itu Surabaya. Mereka berharap kedamaian dan ketentraman tempat itu dapat terus terjaga karena sikap saling menghormati bahkan pada masa selanjutnya dan hingga sekarang. Nama itu tetap dipakai. Lambang kota itupun menggunakan Ikan dan Buaya. Selengkapnya Baca : Asal Mula dan Legenda Kota Surabaya
C. Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
1. Cara menjaga peninggalan sejarah
1. Bentuk peninggalan sejarah
Sejarah adalah pengetahuan tentang semua kejadian dan perbuatan manusia pada masa lampau. Semua benda dan tradisi yang ditinggalkan oleh manusia pada masa lampau itu disebut sebagi peninggalan sejarah. Bentuknya adalah sebagai berikut:
a. Lisan
Yaitu semua cerita lisan atau perkataan dari pelaku atau saksi peristiwa sejarah,bentuk lisan ini antara lain berupa legenda, mitos, sage, fabel, dan cerita rakyat lainnya.
b. Tulisan
Yaitu segala macam keterangan tertulis mengenai satu peristiwa sejarah. Bentuk tulisan ini antara lain berupa prasasti, kitab, dan dokumen tertulis lainnya.
c. Benda
Yaitu benda-benda peninggalan masa lalu. Peninggalan sejarah yang berbentuk benda ini berupa bangunan peralatan kerja, bangunan, monumen dan bentuk benda lainnya.
2. Peninggalan Zaman Prasejarah
Manusia dari zaman prasejarah adalah manusia yang hidup pada peradaban yang belum mengenal tulisan. Peninggalan mereka berupa:
- Kapak genggam, yaitu kapak yang bertangkai dari zaman paliolitku (zaman batu tua).
- Kapak lonjong, yaitu kapak yang berbentuk bulat panjang dan berujung lancip. kapak ini merupakan peralatan manusia dari zaman neolitikum (zaman batu muda).
- Perhiasan batu, perhiasan ini berupa klaung, gelang dan cincin.
- Menhir, yaitu bangunan batu besar dan tinggi yang digunakan sebagai penanda bersemayamnya roh atau kekuatan ghaib.
- Nekara, yaitu gendering yang dihiasi ukir-ukiran.
- Peralatan dari tulang dan logam.
- Peralatan dari tulang dan logam.
- Lukisan purba, yaitu lukisan kuno yang berupa tanda-tanda sederhana yang biasanya terdapat di goa.
Disebut zaman sejarah karena manusianya sudah mengenal tulisan yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam sejarah. Peninggalan manusia zaman itu berupa:
- Prasasti
- Candi
- Istana
- Monumen
- Masjid
- Museum
a. Asal Usul Nama Kota Jakarta
Pada tahun 1527 Sultan Fatahillah memimpin armada Kerajaan Demak menyerang Portugis yang menduduki Sunda Kelapa. Pada tanggal 22 juni 1527 Portugis berhasil dikalahkan, pada masa kekuasaan Demak itu nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang berarti kota kemenangan atau kejayaan.
Selanjutnya pada masa penjajahan Belanda nam Jayakarta berupa menjadi Batavia. Namun sejak Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945 nama Jayakarta atau Jakarta kembali digunakan sebagi pusat pemerintahan.
Sampai saat ini nama Jakarta tetap digunakan setiap tanggal 22 Juni warganya merayakan hari jadinya, yaitu saat Demak mengalahkan portugis dan nama Sunda Kelapa diganti dengan nama Jayakarta.
b. Asal Usul Nama Kota Bandung
K ota Bandung terletak disuatu dataran rendah yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Kota itu dilewati oleh Sungai Citaru. Akibat Lava dan Gunung Tangkuban Perahu, sungai itu terbendung dan terbentuklah suatu bendungan , dalm bahasa setempat kata bendung banyak terucap menjadi Bandung.
Selanjutnya tempat itu menjadi telaga yang memerlukan perahu unutk menyebrang, Perahu itu dinamai Perahu Bandung karena memiliki ciri kusus yaitu dua perahu kecil yang diikat menjadi satu agar dapat memuat penumpang lebih banyak.
Tempat itu menjadi semakin ramai karena keindahannya. Bupati Priangan kalah itu Wiranatkusummah II, tertarik dengan tempat tersebut dan ingin menggunakannya sebagai ibukota kabupaten. Ibukota lama yang terletak di Krapyak (kini Dayeuh Kolot) dipandang terlalu keselatan dan sering dilanda banjir. Sejak itu Bandung ditetapkan sebagai Ibukota Priangan. Hari jadinya diperingati setiap tanggal 25 September.
c. Asal Usul Nama Kota Yogyakarta
Politikm Devide Et Impera Belanda membuat Mataram harus menanda tangani perjanjian Gianti. Isinya, Mataram dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Barat yang diserahkan kepada Pangeran Ario Mangkubumi dan bagian timur diserahkan Paku Buwono III.
Pangeran Mangkubumi kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Oleh para punggawa Istana, ia dipandang sebagai jelmaan Dewa Wisnu dalam sikap Ksatria Sri Rama. Dalam Epos Ramayana, Sri Rama adalah Raja Kerajaan Ayodya. Karena itu pantaslah kalau Kerajaan disebut Ayodya atau Yodya. Harapannya agar kerajaan Yodya aman, tentram, damai. Nama Ayodya ditambah dengan”Karta” yang artinya makmur. Pada nam itu ditambahkan pula kata “Hadiningrat” sehingga dalam pengucapan jawa menjadi Ngayogyakarta Hadiningrat. Selanjutnya nama tersebut menjadi“Yogyakarta”.
d. Asal Usul Nama Kota Surabaya
Nama Surabaya dikaitkan dengan sebuah cerita rakyat di daerah itu. pada zaman dahulu sering terjadi perkelahian hebat antara ikan hiu yang bernama sura dan seekor Buaya yang dalam bahasa jawa disebut Baya.
Keduanya selalu berebut mangsa. Ketika keduanya merasa bosan dengan perkelahian yang terus menerus terjadi sementara perut mreka tetap lapar, mereka membuat kesepakatan bersama. Sura mencari makanan didaerah yang berair dan baya didaerah daratan. Pantai mereka gunakan sebagai pembatas. Setelah kesepakatan itu kedua binatang yang sama-sama buas dan kasar itu dapat hidup saling menghormati dan keduanya damai dan tentram.
Masyarakat pada zaman itu sangat terkesan dengan apa yang dilakukan kedua binatang itu sehingga menamai tempat itu Surabaya. Mereka berharap kedamaian dan ketentraman tempat itu dapat terus terjaga karena sikap saling menghormati bahkan pada masa selanjutnya dan hingga sekarang. Nama itu tetap dipakai. Lambang kota itupun menggunakan Ikan dan Buaya. Selengkapnya Baca : Asal Mula dan Legenda Kota Surabaya
C. Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
1. Cara menjaga peninggalan sejarah
- Tidak merusak
- Membangun museum dan menempatkan peninggalan itu menjadsi satu
- Menggunakanyya sebagai bahan pelajaran
- Memugar dan membersihkan dari kotoran
- Dapat digunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan
- Digunakan sebagi obyek wisata
- Dapat digunakan sebagi identitas bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar